Judul buku : Dia, Tanpa Aku
Nama
pengarang : Esti Kinasih
Tanggal
penerbit : Januari - 2011
Nama
penerbit : PT. Gramedia
Pustaka Utama
Tebal
buku : 2 cm
Jumlah
halaman
: 280 halaman
Harga
: Rp 38.000,- ( tiga puluh delapan ribu rupiah)
Kepengarangan
Latar Belakang Pengarang
Esti Kinasih Lahir di Jakarta, 9 September 1971, sulung dari tiga bersaudara. Cewek Virgo ini punya hobi nulis, traveling, naik gunung, ngoleksi T-shirt bergambar Jeep, dan ngoleksi prangko.
Dia, Tanpa aku adalah novel keempat Esti, setelah Fairish (2004) yang menjadi novel teenlit yang paling banyak dibaca dan oplahnya menembus angka 100.000 kopi, CEWEK!!! (2005) yang juga laris manis, dan STILL... (2006) yang merupakan sekuel CEWEK!!!.
Cewek yang punya prinsip hidup easy going ini tetap terobsesi mendaki puncak Himalaya.
Sinopsis:
Kepengarangan
Latar Belakang Pengarang
Esti Kinasih Lahir di Jakarta, 9 September 1971, sulung dari tiga bersaudara. Cewek Virgo ini punya hobi nulis, traveling, naik gunung, ngoleksi T-shirt bergambar Jeep, dan ngoleksi prangko.
Dia, Tanpa aku adalah novel keempat Esti, setelah Fairish (2004) yang menjadi novel teenlit yang paling banyak dibaca dan oplahnya menembus angka 100.000 kopi, CEWEK!!! (2005) yang juga laris manis, dan STILL... (2006) yang merupakan sekuel CEWEK!!!.
Cewek yang punya prinsip hidup easy going ini tetap terobsesi mendaki puncak Himalaya.
Sinopsis:
Ronald,
cowok kelas 2 SMA, sudah lama naksir Citra yang masih kelas 3 SMP. Tapi Ronald
belum mau PDKT. Ia mau menunggu Citra masuk SMA, maka dari itu sepulang
sekolah Ia selalu mengajak sahabatnya, Andika ke sekolah Citra untuk
mengamati Citra dari kejauhan. Segala informasi-informasi seputar Citra seperti
hobi, cita-cita dan bahkan foto tersimpan di buku catatannya. Keisengan Citra
lah yang mempertemukannya dengan Ronald, tapi hanya sebatas pertemuan dan Citra
tidak sempat tau nama Ronald.
Waktunya menyambut Citra di SMA
untuk mengungkapkan isi hatinya telah di persiapkannya dengan menabung uang
untuk membeli baju dan sepatu khusus yang akan di persembahkannya untuk Citra,
bahkan Ia rela membawa lontong dan bakwan udang ke sekolah untuk di jual kepada
teman-temannya.
Saat yang di tunggu Ronald selama
berbulan-bulan akhirnya tiba. Citra masuk SMA. Namun Ronald kecewa karena
ternyata Citra masuk ke SMA yang sama dengan adiknya, Reinald dan sekelas pula.
Ronald memutuskan untuk menemui Citra alasannya karena Ia takut keburu direbut
orang. Namun keinginan dan harapan Ronald untuk menemui Citra tidak terwujud.
Di temani Andika, Ronald pergi ke rumah Citra. Tepat di depan gang rumah
Citra, Andika menyerahkan buket bunga yang masih mekar. Usai itu Ronald
berbalik dan semuanya seakan menjadi hitam, kelam dan tenggelam. Ronald tewas
ketika mobil sedan dengan kecapatan maksimum datang dari arah yang tak di
duga. Yang tersisa hanya sekuncup bunga mawar putih yang di berikan
Reinald kepada Citra keesokan harinya dirumah duka.
Sejak kematian
Ronald, Reinald sangat terpukul. Sempat timbul kebencian di hati Reinald pada
Citra. Reinald selalu menganggap kalau Citra lah yang membunuh abangnya.
Kebencian Reinald mulai membara ketika Citra berdiri di hadapannya, tetapi
sebelum Citra berbicara. Ia mengajak Citra untuk datang kerumahnya. Di rumah,
Reinald mengingatkan Citra kembali pada Ronald dengan menyerahkan foto Ronald,
karena sebelumnya Ronald pernah menolong Citra karena keisengannya. Namun Citra
sedikit pun tidak mengingat wajah itu.
Keesokan
harinya, Reinald menyuruh Roni pindah tempat duduk bersama Loni dan Reinald
sendiri duduk dengan Citra. Hari demi hari di lewati Citra di temani Reinald.
Tidak pernah sedikit pun Citra lepas dari pengetahuaanya. Kadang-kadang Citra
bosan dan ingin memberontak, tetapi Reinald tak merespon itu. Suatu hari
Citra lupa membawa buku cetak Pendidikan Kewarganegaraan. Citra langsung panik.
Namun kepanikan itu mereda ketika Reinald menyodorkan buku cetaknya pada
Citra. Alhasil, saat jam pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, Reinald dihukum
keluar kelas karena tidak membawa buku cetak.
Hari-hari dihadapi Citra dengan senyuman di temani
Reinald. Kini Ia tidak takut keisengannya membuat Ia sial. Karena ada Reinald
yang selalu berada di sampingnya. Namun bayang-bayang Ronald terus mendatangi
Reinald. Akhirnya Ia memutuskan agar tidak dekat pada Citra. Mulai dari
berangkat sekolah, ke kantin, duduk dan aktivitas lain yang biasa mereka
lakukan bersama kini tidak lagi berjalan dengan kebersamaan. Reinald selalu
mencari alasan agar Ia tidak dekat dengan citra. Hingga Citra merasa bingung
dan kesepian. Kesendirian itu tidak berlansung lama saat Reinald menyadari
bahwa bukan Citra penyebab kematian abangnya. Setelah beberapa hari mereka
menjalin hubungan,hari-hari Reinald kini penuh dengan ketakutan dan kekalutan
yang sangat pekat.Karena ia di bayang-bayangi sosok kakaknya,yang seolah tak
rela dirinya bersama Citra.Saat itu pula Reinald mencoba untuk menghindar dan
merelakan Citra di jaga kakak tercintanya.Ya,Reinald menyebutnya “Ronald telah
kembali”. Kejadian aneh yang menimpa Reinald dan Andika,sahabat Ronald sejak
SMP berulang-ulang.Sehingga membuat mereka berdua tercengang.Salah satunya
seperti peristiwa yang di alami Andika dan Reinald di sekolah Reinald.Kejadian
itu sama persis seperti kejadian yang di alami Andika dan Ronald dulu.Tetapi
hanya beda sedikit.Hanya kali ini dia bersama Reinald,bukan Ronald lagi.Sungguh
kejadian tersebut seperti “déjà vu”Dan ada kejadian satu lagi. Hingga pada
suatu saat, Reinald mengajak Citra ke rumahnya untuk belajar bahasa inggris
karena ada ulangan. Ternyata bukan Cuma mereka berdua di rumah melainkan ada
Andika juga.
Sebelum belajar, Citra menyuruh Reinald
menyetel radio. Dengan malas Reinald meminjam radio ke kamar Bi Minah,
pembantunya. Reinald mulai memutar-mutar turning. Tiba-tiba gerakan tangannya
berhenti. Samar-samar di dengarnya lagu Gleen-Dewi yaitu lagu kesukaan
abangnya. Kejadian di radio kecil milik
Bi Minah,pembantu Reinald.Di radio tersebut ada seseorang tamu yang ingin
menceritakan kisah hidupnya.Ia mengaku sebagai Tom.Tetapi Reinald dan Andika
tak percaya.Semua yag di ceritakan Tom sama persis seperti apa yang di alami
oleh Ronald.Dan mereka yakin itu suara Ronald.Ronald juga sempat berbicara
dengan Citra,Reinald,dan Andika.Ronald hanya berpesan pada Andika dan Reinald
untuk selalu menjaga Citra.Dan saat itu Reinald dan Andika tidak bisa
mengatakan sesuatu apapun.Mereka hanya tercengang melihat kejadian yang berlalu
begitu saja.
Ketika lagu itu berakhir, suara sang penyiar cewek
langsung membuka pembicaraan. Ia memberi tahu bahwa ada tamu di studionya yang
di undang atas permintaan pendengar. Suara itu seperti tidak asing di telinga
Reinald. Suara itu persis dengan suara almarhum abangnya. Sang tamu itu mulai
menceritakan kisah cinta pertamanya yang tidak pernah terwujud dan juga
bercerita tentang adik lelakinya. Ia memiliki gebetan bernama Devi bukan Citra.
Sesaat setelah cerita itu berakhir, Samar-samar
terdengar lagu yang sama ketika di awal perjumpaan tadi disusul dengan suara
sang penyiar yang mengatakan siapapun yang ingin berinteraksi langsung dengan
sang tamu, ada satu nomor telepon yang bisa dihubungi.
Di deringan pertama, sang tamu langsung menjawab
Citra. Mereka berbicara sangat akrab. Ketegangan Reinald bertambah saat Citra
memberi hp nya pada Reinald dari perintah sang tamu. Di telepon sang tamu berpesan
agar selalu menjaga Citra dan sang tamu juga bilang bahwa Ia sayang dengn
Reinald. Kata-kata itu jelas berarti bahwa tamu itu adalah Ronald, almarhum
abangnya. Dan saat itu pula Reinald berjanji,akan selalu menjaga Citra. Demi
kakak tercintanya.
Keesokannya
Reinald mengajak Citra ke makam abangnya. Reinald menjelaskan semuanya kepada
citra. Tapi Citra hanya bisa diam membungkam. Mereka hanya bisa menyampaikan
doa bagi seseorang yang kini dipeluk bumi dan tidur dalam diam.
Kelebihan Buku
Kisah romantis sedih
yang ditawarkan Esti Kinasih sangat menarik. Apalagi novel ini termasuk Teenlit
yang ringan namun memiliki cerita yang worth-it. Setelah membaca sinopsis nya
mungkin sebagian orang berpikir ini novel "horror". Namun cerita ini
adalah cerita romantis nan sedih. Yang membuat horror adalah ketika Hantu
Ronald yang muncul.
Tokoh-tokoh yang ada dicerita ini
memiliki karakter yang kuat, lucu dan konyol. Sehingga tidak hanya membuat
pembaca sedih dan galau namun juga membuat para pembaca senyum-senyum melihat
tingkah laku parah tokoh yang lucu.
Novel ini
membuat kita mengikuti alur yang dibuat Esti Kinasih. Ketika Sedih, kita
seperti merasakan apa yang dirasakan Tokoh. Walaupun kesannya novel
ini "kacangan" dan banyak dipasaran, Esti Kinasih berhasil
menciptakan suasana kehidupan sehari-hari remaja.
Kelemahan Buku
Sayangnya
ending novel ini tidak klimaks. Pembaca tidak tahu, apakah nanti Reinald akan
bersama Citra dan bahagia selamanya atau tidak. Sebaiknya penulis membuat akhir
cerita pada novel ini lebih jelas sehingga endingnya klimaks. Over-all, Novel
ini worth it untuk dibaca. Tidak seperti "novel teenlit kacangan"
yang lain. Dan kehadiran Ronald setelah meninggal tidak begitu jelas, dan tidak
masuk akal.
Kritik dan Saran
Cerita ini menurut saya menarik, tetapi penulis
seharusnya membuat ending cerita yang lebih bagus dan menarik supaya pembaca
tidak merasa penasaran.
Kesimpulan
Novel ini sangat menarik untuk dibaca oleh para
remaja yang sedang mengalami percintaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar